"Bukan harga yang menjadi masalah karena daya beli konsumen Sumatera itu tinggi. Jadi bukannya tidak sanggup, tapi mungkin faktor terlalu loyal dengan ponsel lama alias susah move on," kata Ririn dalam sesi wawancara dengan Kompas Tekno di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (11/4/2015).
Ponsel lawas atau feature phone disebut Ririn memang memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya disukai oleh konsumen Sumatera. Dibandingkan ponsel pintar, feature phone relatif lebih tahan banting dan daya tahan baterainya lebih lama.
Dua faktor itu, menurut Ririn, merupakan faktor yang mungkin membuat Sumatera yang secara budaya kekeluargaannya kuat menjadi lengket dengan feature phone. "Mereka doyan bicara dengan keluarga dan teman," tambah Ririn.
Telkomsel membagi wilayah operasional menjadi empat. Area 1 mencakup Pulau Sumatera dari Aceh hingga Lampung. Area 2 meliputi daerah Jabotabek dan Jawa Barat. Area 3 mewakili region Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. Sementara Area 4 meliputi wilayah-wilayah selebihnya, termasuk Papua, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.
Dibanding pengguna jaringan Telkomsel di area-area lain, menurut Ririn, Sumatera mencatat penetrasi smartphone terendah dengan angka 23 persen.
Area 4 yang mencakup wilayah Indonesia timur dan tengah masih mencatat penetrasi smartphone lebih tinggi dengan kisaran 27 persen. Sementara Area 3 dan Area 2 memiliki angka penetrasi smartphone tertinggi dengan angka masing-masing 40 persen dan 50 persen.
Telkomsel sendiri tengah berupaya mendorong pengguna feature phone di jaringannya agar beralih memakai smartphone dengan menggandeng 30 merek ponsel lokal dan global serta partner jaringan distribusi. Kerja sama tersebut diharapkan bisa mendongkrak jumlah pemakai smartphone di jaringan Telkomsel hingga menjadi 55 juta pada akhir 2015
sumber:kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar