Komputer Untuk Pendidikan
Ahmad Suntoro
Department of Electrical Engineering
McMaster University
Hamilton, Ontario
CANADA
Bambang Prastowo
Computer Science Department
Queen's University
Kingston, Ontario
CANADA
Halmar Halide
Department of Physics
Memorial University of Newfoundland
Halifax, New Foundland
CANADA
Hendri Bastaman, Sunoto dan Sutrisno
Faculty of Environmental Studies
York University
Toronto, Ontario
CANADA
Ihsan Hariadi dan Onno W. Purbo
Department of Electrical and
Computer Engineering
University of Waterloo
Waterloo, Ontario
CANADA
Sri Hartati Suradijono
Department Measurement, Evaluation, and
Computer Application
OISE‑ University of Toronto
Toronto, Ontario
CANADA
Tigor Simandjuntak
Economics Department
University of New Brunswick
Fredricton, New Brunswick
CANADA
anggota "Warung
Elektronik" Karyasiswa Indonesia di Canada
ABSTRAK
Dalam tulisan ini, beberapa permasalahan yang berkaitan
dengan penggunaan komputer untuk pendidikan diketengahkan. Langkah-langkah yang
perlu diambil dalam membina para pelajar agar leluasa menggunakan komputer
dijelaskan secara garis besar. Langkah-langkah ini diambil untuk meningkatkan
cara berfikir seseorang sehingga dapat berkembang terus berbekal ilmu yang
diperoleh dan berani menghadapi hal-hal yang baru dengan menggunakan komputer
sebagai alat bantu. Akhirnya, beberapa masalah teknis yang berkaitan dengan
usaha mengembangkan penggunaan komputer di sekolah dasar dan menengah
dijabarkan.
KOMPUTER UNTUK PENDIDIKAN
Ahmad Suntoro (McMaster University), Bambang Prastowo
(Queen's University), Halmar Halide (Memorial University of
Newfoundland), Hendri Bastaman (York University), Ihsan Hariadi
(University of Waterloo), Onno W. Purbo (University of Waterloo), Sri
Hartati Suradijono (University of Toronto), Tigor Simandjuntak
(University of New Brunswick), Sunoto (York University), Sutrisno
(York University).
anggota "Warung
Elektronik" Karyasiswa Indonesia di Canada
PENDAHULUAN
Pendidikan
generasi muda dalam membentuk sumber daya manusia yang potensial merupakan
kunci utama kemajuan suatu bangsa. Inti pendidikan itu sendiri pada dasarnya
adalah proses alih informasi dan nilai‑nilai yang ada. Selama proses ini
terjadi, pengalaman dan penalaran pengambilan keputusan seseorang akan
bertambah baik. Hasil akhir suatu proses pendidikan adalah terbentuknya
seseorang yang mampu berdiri sendiri, bekerja dan tak pernah berhenti untuk
belajar serta mengembangkan apa yang telah diperolehnya. Kami berpendapat bahwa
hambatan yang ada umumnya hanya berkisar pada "tak kenal maka tak
sayang". Penanggulangan permasalahan ini, khususnya yang berkaitan dengan
pendidikan komputer akan dibahas dalam tulisan ini.
Proses
belajar mengajar dalam dunia pendidikan secara umum melibatkan empat buah
komponen utama, yaitu murid, "guru", lingkungan belajar dan materi
pelajaran. Keempat komponen ini
mempengaruhi murid dalam mencapai tujuan belajarnya. Tentunya setiap murid
mempunyai berbagai tingkat kemampuan yang berlainan ditinjau dari aspek daya
tangkap, pengetahuan yang dimilikinya dalam bidang yang akan dipelajari (prior
knowledge), motivasi belajar, ketrampilan belajar (learning skill),
tujuan utk belajar dll.
Dengan
semakin canggihnya dunia teknologi mikroelektronika, peran komputer tidak
mungkin diabaikan begitu saja. Tentunya komputer bukan tanpa masalah untuk
dapat diterima oleh masyarakat. Masalah seperti buta komputer (komputer
illiterate), kesiapan mental dan juga harga yang relatif masih cukup mahal
perlu ditanggulangi. Walaupun demikian keuntungan yang dapat diperoleh dengan
adanya komputer juga cukup banyak. Sebagai contoh, hal ini dapat meliputi sumber
informasi yang berlimpah dengan adanya fasilitas basis data (data base),
perpustakaan elektronis, perpustakaan soal dan kisi‑kisi, membantu penyampaian
/ pemahaman materi, membantu latihan soal dan pemahanan materi (drill &
practice, tutorial), simulasi hukum-hukum alam, membantu proses pengolahan
& analisa data / informasi dan membantu proses penurunan rumus‑rumus
matematika.
Pada
kesempatan ini, kami tertarik untuk membahas peran komputer untuk pendidikan.
Terutama pada proses penyampaian informasi dan pemahaman materi pendidikan pada
murid-murid sekolah.
KOMPUTER ALAT BANTU PROSES PENDIDIKAN
Bayangkanlah
seorang karyasiswa yang tertarik untuk mempelajari pusaran air laut. Dengan
bantuan komputer dia mulai melakukan pelacakan literatur memanfaatkan fasilitas
basis data di perpustakaan universitas dengan mengandalkan kata‑kata kunci
tentang pusaran air laut. Untuk jasa ini, permasalahannya adalah masalah biaya
yang akan sebanding dengan waktu penggunaan komputer. Cara perburuan semacam
ini jauh lebih singkat dan menghemat tenaga.
Setelah
memperoleh bahan‑bahan yang diperlukan, sang siswa lalu mendiskusikannya dengan
pembimbing dalam pemilihan suatu topik baru dan belum pernah diteliti orang
lain. Akhirnya pilihannya jatuh pada studi medan alir pusaran air laut. Untuk
maksud tersebut, sang siswa perlu menghitung beberapa parameter yang menyusun
suatu medan alir. Hal ini berarti perlunya informasi tentang metoda
penghitungan parameter tersebut.
Katakanlah,
dia berhasil menemukan makalah yang membahas tentang metoda penghitungan
parameter yang diusulkan oleh seorang ilmuwan. Dengan menggunakan teknik
aljabar komputer MACSYMA [1] atau MAPLE [2], solusi metoda tersebut diujinya.
Jika solusi tersebut bisa dibuktikan kebenarannya secara matematis, persoalan
lain telah menunggu yakni pengujian beberapa kasus fisis sederhana yang solusi
teoritisnya sudah diketahui. Pemilihan suatu kasus sederhana dan umum dari
berbagai kemungkinan kasus fisis yang ada merupakan seni tersendiri dan amat
ditentukan oleh indera keilmuan sang siswa.
Setelah
menetapkan pilihan pada suatu kasus tertentu, Kembali lagi
komputer berperan dalam proses simulasi yakni membuat
data buatan kasus fisis tersebut untuk dihitung parameter‑parameter medan
alirnya menggunakan metoda di atas. Hasil simulasi ini yang kemudian
dicocokkan dengan perhitungan teoritis.
Dalam
tahap pemrosesan data buatan inilah, timbul beberapa permasalahan diantaranya
bising (noise). Bising ini bisa disebabkan oleh proses penghitungan
misalnya penggunaan rumus turunan/differensial secara numeris atau bising yang
sengaja dicampurkan ke dalam data buatan. Bising buatan ini merupakan
antisipasi awal dalam menangani persoalan yang ditemui dalam pengukuran di laut
yakni ketidaktepatan penentuan salah satu besaran fisis tertentu. Untuk
mengatasi pengaruh kedua jenis bising ini, salah satu teknik yang memodifikasi
teknik Transformasi Fourier Cepat dapat diajukan sebagai alat pembuat berbagai
jenis filter.
Setelah
melalui beberapa tahap di atas, sang siswa memperoleh informasi tentang
kemampuan dan keterbatasan suatu metoda. Dengan mengetahui kemampuan metoda itu
berarti ia atau pemakai lainnya menjadi yakin akan temuan yang diperoleh.
Sedangkan menyadari akan keterbatasannya berarti alternatif pemecahan menjadi
terbuka lebar melalui upaya penyempurnaan metoda yang sudah ada, pengembangan
metoda lainnya atau pun pendayagunaan beberapa teknik pengolahan data yang ada,
misalnya teknik penjendelaan [3] dan teknik perata‑rataan [4].
Contoh
diatas merupakan proses belajar yang umum dialami oleh para karyasiswa
Indonesia yang sedang belajar di luar negeri. Tampak berbagai disiplin ilmu dan
komputer bergabung membantu proses belajar. Karena proses ini merupakan salah
satu komponen pendidikan, kami menyimpulkan bahwa komputer akan memegang
peranan penting sebagai alat bantu dalam pendidikan di Indonesia.
Penggunaan
komputer dalam pendidikan di AS antara lain disebabkan oleh adanya kebutuhan AS
utk mengajar murid yang jumlahnya besar dalam waktu yang singkat. Komputer
pertama kali dipakai sebagai media pendidikan di pabrik-pabrik, bukan
disekolah. Seperti diketahui AS juga pernah secara gencar menggunakan media TV
utk mengajar, tetapi hasilnya ternyata tidak seperti yang diinginkan.
Mula-mula
program belajar dengan komputer (courseware) tampil dalam bentuk latihan
soal, tutorial, dan simulasi hukum-hukum alam. Dengan makin
berkembangnya kemampuan komputer (misalnya dalam menampilkan gambar), perangkat
lunak latihan soal dirasakan tidak memanfaatkan kemampuan sesungguhnya yang ada
pada komputer. Keadaan bertambah runcing dengan perkembangan pengetahuan di
bidang kognitif, seperti munculnya teori-teori tentang human information
processing. Akibatnya para ahli dibidang komputer dan kognitif melihat
bahwa komputer untuk pendidikan dapat berfungsi lebih dari sekedar alat
mempresentasikan materi pelajaran. Komputer harus dapat meningkatkan cara
berfikir seseorang. Hal ini dapat dicapai misalnya dengan bantuan bidang AI (artificial
intelligence).
"peningkatan
cara berfikir" ini dirasakan penting karena perkembangan teknologi yang
sangat pesat mengharuskan seseorang untuk mempunyai ketrampilan belajar (cara
berfikir) yang tinggi. Dengan kata lain, proses belajar merupakan proses
pembentukan pengetahuan bukan proses menhafal pengetahuan. Jadi kita dapat
menggunakan pengetahuan yang telah kita miliki untuk membangun pengetahuan yang
baru.
Dibandingkan
dengan media pendidikan yang lain, seperti overhead, tv, dan
film, komputer itu lebih memungkinkan utk membuat sang murid menjadi
"aktif" bermain-main dengan informasi. Perangkat lunak dapat dibuat
agar interaktif. Hal ini sukar dicapai oleh media lainnya. Hal lain yang
menarik, perangkat lunak untuk pendidikan dapat di sesuaikan dengan kemampuan
dan kebutuhan masing-masing murid. Hal ini memungkinkan murid-murid untuk
berkembang sesuai dengan keadaan dan latar belakang kemampuan yang dimiliki.
Murid yang memang mampu belajar dengan kecepatan tinggi tidak perlu menunggu
rekan lainnya yang memerlukan waktu lebih dalam memahami materi pelajaran.
Melihat
luasnya kemungkinan penggunaan komputer untuk pendidikan, berikut akan dibahas
beberapa tahapan yang dapat digunakan untuk meningkatkan cara berfikir
seseorang. Di samping itu, diharapkan pula sesorang tersebut mampu bekerja
secara leluasa dengan menggunakan komputer.
STRATEGI MEMASYARAKATKAN KOMPUTER
Pemakaian
komputer di Indonesia pada umumnya masih berkisar sebagai alat bantu dalam
merepresentasikan informasi. Berawal dari keadaan ini, pengembangan perlu
dilakukan berpegang pada hipotesa bahwa komputer hanyalah alat bantu untuk
merepresentasikan informasi. Hambatan utama yang ada umumnya hanya karena
masalah‑masalah "tak kenal maka tak sayang". Hal ini menimbulkan
berbagai hal seperti buta komputer, perasaan takut pada komputer dsb. Proses
pengenalan tentunya memakan waktu dan perlu dilakukan secara bertahap. Apalagi
untuk tingkat sekolah dasar dan menengah, prinsip belajar sambil bermain yang
merangsang untuk berani mengambil resiko perlu diterapkan. Hal‑hal ini
diharapkan menimbulkan kesadaran akan keterbatasan dan kemampuan komputer, cara
pemanfaatan komputer sebaik mungkin.
Langkah
yang umum dilakukan di lembaga pendidikan komputer yang ada di Indonesia sering
menitikberatan pada jumlah materi yang diberikan tanpa penekanan pada pemahaman
proses dan peningkatan cara berfikir. Orang sering berfikir bahwa semakin
banyak bahasa komputer yang diajarkan semakin baik. Keadaan semakin memburuk
dengan banyaknya orang yang mengikuti kursus komputer hanya untuk mengejar
sertifikat untuk mencari pekerjaan. Kemauan untuk mengembangkan diri, berani
belajar dan mengambil resiko tidak terlalu ditekankan.
Permasalahan diatas menunjukan betapa pentingnya pemahaman konsep
bekerja dengan menggunakan komputer dan peningkatan cara berfikir. Ada beberapa
langkah umum yang dapat ditempuh agar seseorang dapat bekerja semaksimal
mungkin dengan menggunakan komputer. Bertolak dari pemahaman bahwa komputer
merupakan alat bantu untuk mempresentasikan informasi. Beberapa langkah yang
dapat ditempuh untuk memasyarakatkan komputer adalah sebagai berikut.
1. Tahap
awal adalah memahami pengoperasian komputer. Disini diperkernalkan berbagai
konsep tentang komputer mulai dari istilah, perintah, cara kerja, konfigurasi
yang digunakan. Hal ini dapat dilakukan sedini mungkin sejak sekolah dasar atau
sekolah menengah pertama. Salah satu issu yang juga menarik dibicarakan adalah
upaya pengindonesiaan baik istilah maupun pemrograman komputer.
2. Pada
tahap ini ditanamkan keuntungan‑keuntungan yang bisa diperoleh dengan adanya
alat bantu komputer. Pemahaman dilakukan melalui contoh penggunaan program
aplikasi untuk memperestasikan informasi seperti program pemroses kata, desktop
publishing atau merancang dan menggambar menggunakan komputer (computer
aided design). Karena sifat program‑program ini yang umumnya cukup mudah
dioperasikan, perasaan takut untuk menghadapi komputer dapat dikikis sedikit
demi sedikit dan diganti perasaan senang bekerja menggunakan komputer. Pada
tahap ini, murid baru menerima komputer sebagai alat bantu.
3. Khususnya
untuk pelajar‑pelajar tingkat sekolah dasar atau menengah. Pemahaman pelajaran
dapat dilakukan dengan bantuan komputer. Beberapa program aplikasi yang ada
dapat digunakan keperluan tersebut. Sebagai contoh untuk pelajaran matematika
program aplikasi simbolik matematik seperti MACSYMA [1] atau MAPLE [2] dapat
digunakan. Contoh penggunaan ke dua program tersebut misalnya dalam
pemfaktoran, penghitungan akar persamaan kuadratis maupun kubik, operasi
matriks, solusi persamaan linear beberapa buah anu, kalkulus differensial dan
integral. Hasil perhitungan tersebut dapat disajikan di kelas pada saat
pengajar menerangkan beberapa topik misalnya, persamaan gerak lurus, rangkaian
listrik, populasi penduduk, penghitungan bunga uang dan sebagainya.
Di samping itu, ada perangkat lunak lainnya untuk latihan soal
bahkan untuk mensimulasi hukum-hukum alam (seperti fisika, kimia, biologi).
Program semacam ini amat menarik untuk disajikan sebagai praktikum untuk
memantapkan konsep hukum‑hukum alam yang disajikan dalam kelas. Sebagian
program ini bahkan dapat diperoleh secara cuma‑cuma karena merupakan program
untuk masyarakat umum (public domain).
Pada tahap ini, cara berfikir murid ditingkatkan dibantuan
komputer. Diharapkan murid-murid tersebut mampu berdiri sendiri dan mempunyai
motivasi belajar yang tinggi.
4. Tahap
selanjutnya adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk bekerja dan menganalisa
masalah menggunakan komputer. Pada tahapan ini konsep‑konsep seperti basis
data, aplikasi tabel (spread‑sheet) untuk membantu pemecahan masalah
dapat diketengahkan. Kemampuan untuk meninjau informasi yang ada dan
memformulasikan dalam program aplikasi yang digunakan dapat dikembangkan.
Disini, murid-murid diberikan pengenalan secara umum perangkat yang ada di
komputer.
5. Jika
prasarana fisik memungkinkan, pada tahapan ini diketengahkan konsep bermasyarakat
menggunakan komputer. Sarana fisik jaringan komputer mutlak diperlukan untuk
memungkinkan hal ini terjadi. Konsep‑konsep untuk berdiskusi secara elektronik,
tata‑cara yang digunakan, kemungkinan bekerjasama secara elektronis dapat
dikembangkan disini. Tingkat ini mungkin akan berjalan baik pada tingkat
mahasiswa universitas atau tingkat lainnya yang lebih tinggi. Kerjasama secara
elektronis antar berbagai lembaga penelitian ‑ industri ‑ perguruan tinggi akan
menjadi kenyataan disini.
6. Pada
tahap akhir, kemampuan untuk membuat sendiri program‑program yang dibutuhkan
dapat dikembangkan. Teknik pemrograman yang baik, misalnya menggunakan sifat‑sifat
yang modular, object oriented dsb. dapat diketengahkan.
Tiap tahapan di atas sifatnya berdiri sendiri walaupun
satu tahapan merupakan kelanjutan tahapan yang lain. Setiap orang dapat
berhenti pada setiap tahapan tergantung pada kebutuhannya.
BENTUK NYATA LANGKAH PEMASYARAKATAN KOMPUTER
Melihat
tujuan terbaik dalam penggunaan komputer di pendidikan adalah utk meningkatkan
tingkat berfikir murid, maka sebaiknya usaha ini sudah mulai dilakukan sedini mungkin
(misalnya TK / SD). Inti permasalahan dalam proses pengajaran komputer adalah
pada pembuatan perangkat belajar (courseware). Untuk membuat courseware
diperlukan kerjasama beberapa ahli dari, minimal bidang-bidang : komputer,
kognitif, dan linguistik. Sayangnya ahli-ahli bidang ini termasuk langka,
sebagai contoh ahli bidang Kognitif di Indonesia kurang dari lima orang dan,
kebetulan, salah seorang dari kami (Sri Hartati Suradijono) sedang menekuni
bidang ini. Jika Depdikbud bermaksud untuk menerapkan pendidikan komputer di
sekolah-sekolah tentunya diperlukan sekelompok ahli yang memadai untuk
menangani hal ini. Pada pemilihan perangkat lunak untuk belajar, akan tidak
bijaksana jika perangkat ini hanya menterjemahkan (ganti bahasa) dari perangkat
yang digunakan di negara-negara lain (seperti AS, Kanada dll.) tanpa
penyesuaian dengan karakteristik anak Indonesia.
Tanpa
perlu dibatasi oleh dua masalah di atas, penggunaan komputer untuk pendidikan
di Indonesia dapat dilakukan di laboratorium di sekolah-sekolah menengah.
Beberapa perangkat lunak telah dikembangkan untuk mensimulasi berbagai hukum
alam untuk keperluan tersebut.
Agar
rencana pemanfaatan komputer ini dapat terlaksana dengan baik, tentunya fihak
Depdikbud harus siap dengan pendanaan yang kuat untuk membuat courseware
yang bermutu dan pengadaan perangkat keras yang merata di sekolah-sekolah yang
membutuhkannya (sekolah negeri). Tidak lupa perencanaan dan pelaksanaan latihan
bagi guru-guru yang akan menggunakan komputer tsb. Tidak kalah pentingnya
adalah pengadaan dana untuk penelitian yang sangat diperlukan utk meningkatkan
peran komputer, baik dalam bidang perangkat lunak maupun keras. Pengadaan dana
dari swadaya masyarakat merupakan alternatif yang perlu dipikirkan untuk
meringankan biaya secara keseluruhkan. Hal ini mudah dilaksanakan bila
masyarakat merasakan manfaat yang diperoleh dengan adanya pendidikan komputer.
Mungkinkah
kita menggunakan perangkat komersial? Hal ini akan tergantung pada tujuan
Depdikbud dalam menggunakan perangkat komputer di sekolah-sekolah, dan dana
yang disediakan. Sebaiknya perangkat komersial yang ada dimodifikasi dan
disesuaikan dengan karakteristik anak di Indonesia.
RANGKUMAN
Dalam
tulisan ini telah diketengahkan beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan
komputer sebagai alat bantu pendidikan. berangkat dari asumsi yang cukup
realitis untuk keadaan di Indonesia bahwa komputer lebih banyak digunakan
sebagai alat bantu untuk mempresentasikan informasi, beberapa langkah telah
dijabarkan. Langkah‑langkah ini terutama ditujukan untuk membentuk seseorang
yang mampu bekerja secara leluasa menggunakan komputer. Dengan kata lain, titik
berat dilakukan agar seseorang dapat memahami cara berfikir dan bekerja
menggunakan komputer. Pemikiran-pemikiran tentang penerapan komputer untuk
pendidikan beserta beberapa permasalahannya telah disinggung. Masalah
kekurangan tenaga ahli dan dana merupakan salah satu hambatan yang perlu diatasi
secara bersama.
ACUAN
[1] RAND, R. H., Computer Algebra in Applied
Mathematics: An Introduction to MACSYMA. Pitman Pub. inc. Massachusetts., hal.
181, 1984. dan MACSYMA Reference Manual, version 10, vol. 1. 1983. Mathlab
Group Laboratory for Computer Science MIT. Symbolics Inc. Massachusetts.
[2] B.W. Char, K.O. Geddes, G.H. Gonnet, M.B.
Monagan, dan S.M. Watt, MAPLE: Reference Manual, 5th edition, Symbolic
Computation Group, Department of Computer Science, University of Waterloo,
1988.
[3] F.J. Harris, "On the Use of Windows for
Harmonic Analysis with the Discrete Fourier Transform". Proceedings of the
IEEE, Vol. 64, no. 1, 51 ‑ 83, 1978.
[4] G.M. Jenkins dan D. G. Watts., Spectra
Analysis and Its Applications, Holden‑Day, San Fransisco, 1968.
0 komentar:
Posting Komentar