Rabu, 08 Oktober 2014

Membongkar 7 Mitos tentang G:30 S

Membongkar 7 Mitos tentang G:30 S
by Pamflet
Siapa sih yang gak tahu soal Peristiwa 30 September, atau biasa disebut G: 30 S/PKI?
Mungkin kalian pernah diajak berwisata ke Lubang Buaya, dan mendengar kisah-kisah horor kebrutalan pemberontakan PKI serta heroiknya aksi tentara. Namun, faktanya Peristiwa 30 September 1965 adalah kejadian yang penuh dengan distorsi informasi dan kepentingan politik berbagai pihak. Artinya? Tidak semua "fakta" tentang Peristiwa 30 September yang selama ini diajarkan itu sepenuhnya benar!
Pengen tahu 7 mitos soal Peristiwa 30 September, dan kenyataannya?

Mitos Pertama



Mitos: Gerakan 30 September atau dikenal dengan G30S/PKI adalah sebuah operasi militer yang dilancarkan oleh sejumlah perwira Angkatan Darat untuk menculik dan membunuh Jenderal TNI AD  dan merupakan kelompok PKI.
Faktanya: Teori bahwa PKI adalah satu-satunya dalang di balik G30S tidak sepenuhnya dianggap benar. (Sulistya, 2000:44-77 dan Wardaya, 2006: 145-152) Sekurang-kurangnya ada lima kemungkinan dalang G30S, dan kemudian dalang pembantaian massal 1965.  Yakni 1). PKI, 2) Masalah Internal AD, 3) Soekarno, 4) Soeharto. Dan 5) Jaringan Inteligen dan CIA.

Mitos Kedua


Mitos: Dalam Peristiwa Lubang Buaya, kader-kader PKI dan Gerwani melakukan tindakan yang sangat biadab, termasuk penyayatan atas kemaluan dan pencungkilan mata para perwira.
Faktanya: Baik PKI atau Gerwani bukan satu-satunya dalang di balik G30S. Dan juga lokasi Lubang Buaya sendiri mempunyai sejarah sendiri, di mana dilaksanakan dua hal besar menurut dokumen Mabes ABRI (1995:166).
Yaitu, 1. Latihan Sukarelawan Dwikora dan Ganyang Malaysia, 2. Pembantaian secara Keji sejumlah perwira AD. Peristiwa Lubang Buaya dipandang sebagai sebuah mitos politik dalam bentuk ‘narasi’ yang memilikisetting dan tema sosial-politik yang diawetkan melalui sejarah nasional, museum, dan monumen nasional, serta sistem pendidikan nasional.

Mitos Ketiga



Mitos: Soeharto, lewat secarik kertas bernama Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) 1966 yang ditandatangani Presiden Soekarno, akhirnya memegang komando militer dengan kekuasaan penuh. Bahkan, dengan kekuasaannya itu, ia mengasingkan Soekarno ke Istana Bogor dengan alasan pengamanan.
Faktanya: Sampai saat ini dokumen asli Supersemar belum ditemukan. Ada yang mengatakan bahwa dokumen itu terdiri dari dua lembar sementara ‘copy’ yang disimpan dalam arsip nasional hanya terdiri dari satu lembar.

Mitos Keempat



Mitos: Dalam penayangan ‘wajib’ film ‘dokumenter’ berjudul Penumpasan Pengkhianatan G 30S/PKI di TVRI pada rezim Orde Baru, menggambarkan kerjasama erat dan serasi antara Pemuda Rakyat dan Gerwani serta anggota Ormas PKI lainnya dalam melakukan penyiksaan para Jenderal. Dan puncaknya kaum perempuan Gerwani itu dilukiskan telah kerasukan setan, menari-nari tarian telanjang yang disebut tarian harum bunga, sambil menyanyikan lagu Genjer-genjer.
Faktanya: Apa yang terjadi di Lubang Buaya dan diputar setiap tanggal 30 September hanyalah sebuah narasi fiktif yang secara sengaja dikonstruksi untuk membangkitkan kebencian terhadap Gerwani dan PKI pada umumnya.

Mitos Kelima



Mitos: Tradisi upacara peringatan 1 Oktober, disebut sebagai Hari Kesaktian Pancasila dan selalu dilaksanakan di Lubang Buaya dipimpin Presiden.
Faktanya: Pada masa Orde Baru tidak diperingati hari lahirnya Pancasila yaitu 1 Juni, justru 1 Oktober diperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila. Peringatan di Lubang Buaya sama sekali tidak berkaitan dengan ideologi Pancasila karena hanya berkenaan dengan penculikan perwira oleh bintara dan tamtama dalam rangka suatu (percobaan) kudeta (Adam, 2003)

Mitos Keenam



Mitos: Selama era pemerintahan Orde Baru, pembantaian jutaan orang yang dituduh pengikut PKI tanpa proses pengadilan dipandang sebagai tindakan heroik Angkatan Darat berkolaborasi dengan kelompok-kelompok masyarakat setempat (Taum, 2006).
Faktanya: Pembantaian yang dilakukan terhadap orang yang dituduh pengikut PKI bukan merupakan tindakan heroik, melainkan tragedi kemanusiaan dengan menghilangkan nyawa orang tanpa proses pengadilan dan merupakan pelanggaran HAM berat.

Mitos Ketujuh



Mitos: Ideologi yang dibangun (berhasil) dalam diri manusia Indonesia adalah bahwa orang-orang PKI itu atheis, jahat, dan pantas dibunuh. Jika tidak dibunuh mereka akan membunuh dengan sadis seperti yang mereka lakukan terhadap para Jenderal di Lubang Buaya.
Faktanya: Tidak ditemukan bukti-bukti bahwa PKI lah dalang dari pembunuhan para Jenderal, dan juga tidak ada bukti nyata bahwa PKI itu atheis atau jahat. Semua itu hanya dikonstruksi untuk menghalalkan pembunuhan terjadi
sumber :http://pamflet.or.id/blog/membongkar-7-mitos-tentang-g30-s

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com