Tokoh Islam dalam dunia pendidikan
- Ibnu Sina
Sosok Ibnu Sina tak ada orang yang tak mengenalnya. Ibnu Sina lahir di Afshana, dekat Bukhara, di kawasan Asia Tengah. Menurut Beliau bahwa tujuan pendidikan itu seharusnya fokus dan mengarah kepada pengembangan untuk seluruh potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Maka potensi itu bukan hanya tertuju kepada perkembangan fisik saja, melainkan budi pekerti dan intelektual. Kemudian beliau juga menyatakan bahwa pendidikan harus segera bisa dan mampu dalam mempersiapkan seseorang agar supaya hidup bermasyarakat. Sehingga dengan pendidikan, setiap manusia akan mampu melakukan kegiatan ataukah keahlian yang berdasar pada kemampuan bakatnya dan potensi apa saja yang dimilikinya, serta adanya kecenderungan ataupun kesiapan seseorang
- Al-Ghazali
Al Ghazali merupakan sosok Tokoh Islam yang mengajarkan akan sebuah konsep pendidikan yang menyeluruh misalkan meliputi tujuan pendidikan, metode, kurikulum serta etika guru dan juga murid. Beliau juga turut menawarkan dan menyatakan bahwa pelajaran yang diajarkan hendaklah harus sesuai dengan dua kecenderungan, yaitu yang pertama adalah agama dan kedua adalah tasawuf serta pragmatis. Menurutnya pun , seorang guru tidak hanya bisa berpikir cerdas dan akalnya sungguh sempurna, akan tetapi ia harus mempunyai sifat khusus contohnya adalah memiliki rasa kasih sayang dan peduli, tidak menuntut adanya upah dari jerih payahnya, dan berperan sebagai pengarah dan penyuluh yang penuh transparansi atau bersikap jujur dan adil, menggunakan cara penuh simpatik dan tidak menggunakan kekerasan, yang di mana bersikap halus dan tidak mencaci maki.
- Al-Qabisi
Al-Qabisi merupakan seorang ahli hadits dan fikih, namun Ia juga dikenal sebagai Tokoh Islam yang ahli dalam dunia pendidikan, terutama dunia pendidikan anak. Menurut beliau bahwa dengan mendidik anak-anak maka artinya adalah mendidik bangsa dan negara. Dengan demikian, seorang guru bukan hanya harus dapat dan mampu untuk menyampaikan materi saja akan tetapi juga memiliki budi pekerti serta yang paling pokok dalam hal ini seharusnya bisa menjadi teladan untuk murid-muridnya.Beliau sangat bersikeras untuk tidak setuju adanya percampuran antara lelaki dan perempuan terhadap proses pendidikan. Hal ini disebabkan karena menurutnya bahwa remaja yang masih memiliki usia puber dan belum memiliki akan ketenangan jiwa yang dapat mengarahkannya. Ia pun juga turut sangat khawatir, karena dengan percampuran tersebut akan jusrtru dapat berujung terjadinya kerusakan moral.
Untuk pendidikan yang dilakukan menurut Al-Qabisi berlangsung di kuttab, dalam artian bahwa yaitu seorang anak yang sudah masuk ke dalam kuttab, maka tidak ada lagi bentuk perbedaan derajat di sana(di kuttab). Dengan demikianlah anak orang kaya ataupun orang yang miskin akan menerima pendidikan yang sama, karena menurut beliau adalah pendidikan merupakan sebuah hak bagi setiap orang tanpa terkecualinya dan sangat menganjurkan subsidi secara silang, yaitu orang-orang yang kaya dan secara financial sungguh mampu maka akan turut membantu dan menolong anak-anak yang kurang mampu atau anak miskin yang butuh bantuan, sehingga pendidikan pun dapat dirasakan oleh siapa pun tanpa kebatasan financial maupun berkenaan adanya status.
- Al-Mawardi
Al-Mawardi merupakan Tokoh Islam dalam pendidikan yang mengajarkan bahwa etika antara guru dan murid untuk proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting, karena seorang guru sudah seharusnya memiliki sikap rendah hati atau tawadhu dan terhindar dari sikap besar kepala atau ujub. Guru pun juga harus bersikap ikhlas dan penuh kecintaan dan sepenuh hati terhadap tugas yang dilakukannya.
Beliau sungguh melarang keras orang yang mendidik dan mengajar yang beralasan berdasarkan adanya motif ekonomi. Menurutnya bahwa dengan mengajar dan mendidik merupakan sebuah pekerjaan atau aktivitas mengenai keilmuan yang tidak dapat dinilai secara finansial. Maka seorang guru harus penuh keikhlasan akan tetapi tetap juga bersikap profesional ketika menjalani profesinya sebagai tenaga pendidik.
0 komentar:
Posting Komentar